15 Agustus 2008

TEMAN SEJATI

A friend in need is a friend indeed. Demikian pepatah dalam bahasa inggris yang sarat makna. Teman yang hadir ketika kita sedang membutuhkan kehadiran dan bantuannya adalah teman kita yang sesungguhnya, teman sejati. Teman sejati adalah teman yang menemani kita baik di kala suka maupun duka. Teman sejati adalah teman yang hadir mensupport kita di masa - masa sulit yang kita hadapi, bukan hanya hadir ketika mereka sedang membutuhkan bantuan kita.

Shadiiquka man shadaqaka; laa man shaddaqaka. Demikian pepatah dalam bahasa Arab yang bermakna dalam. Teman sejatimu adalah orang yang senantiasa berkata benar kepadamu, bukan orang yang senantiasa membenarkanmu. Teman sejati adalah teman yang berani mengatakan bahwa kita salah apabila kita melakukan kesalahan meskipun barangkali untuk itu ia memepertaruhkan pertemanannya dengan kita. Teman sejati bukanlah teman yang “asal teman senang” (meminjam istilah yang dipolulerkan Bung Karno: “Asal Bapak Senang”) yang senantiasa mengamini dan mendukung apapun yang kita lakukan meskipun ia tahu bahwa yang kita lakukan adalah salah.

Addiinu an-nashiihah. Agama adalah kesetiaan. Demikian sabda rasulullah SAW yang terkenal. Ketika beliau ditanya oleh sahabat: kesetiaan terhadap siapa, wahai Rasul?, beliau menjawab: kesetiaan kepada Allah, kepada Kitab-Nya, kepada Rasul-Nya, kepada pemimpin pemimpin umat Islam, dan kepada semua umat Islam. Dalam banyak kitab syarah hadits disebutkan bahwa an-nashiihah berarti iraadatul khair ma’al ghair; menghendaki kebaikan pada orang lain. Dari sinilah kata nasehat muncul dalam bahasa Indonesia . Ketika kita melihat ada orang orang yang kita cintai melakukan kesalahan, maka kita tidak rela mereka kekal dalam kesalahan mereka. Kita ingin mereka menjadi baik. Keinginan itu berangkat dari kesetiaan kita, cinta tulus kita yang dalam kepada mereka. Maka jadilah kita menasehati mereka, mengatakan kepada mereka bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, dan pada saat yang bersamaan kita tunjukkan kepada mereka bagaimana seharusnya mereka berlaku benar. Inilah inti agama, sebagaimana sabda Rasulullah SAW di depan.

Pembaca yang budiman, dalam hidup kita sehari hari, sebagai manusia, kita tidak mungkin luput dari kesalahan; baik disengaja maupun tidak disengaja. Kebanyakan, terutama kesalahan yang tidak kita sengaja, pastilah sulit kita menyadarinya. Di sinilah dibutuhkan hadirnya orang orang di sekeliling kita yang mau meluruskan langkah kita, mau menegur dan menasehati kita. Demi masa; sesungguhnya manusia sungguh berada dalam kerugian; melainkan orang yang yang beriman, beramal kebaikan, dan mereka yang saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam ketakwaan.

Beruntunglah orang orang yang disatukan oleh Allah dalam sebuah pola pertemanan yang dilandasi dengan konsep konsep tersebut di atas. Sesungguhnya, ketika seluruh umat manusia menjalin hubungan antar mereka dengan konsep tersebut di atas, selesailah perang antara anak turun Adam a.s. dan anak turun Iblis laknatullah alaih, dengan kemenangan mutlak di fihak anak turun Adam a.s. Maka anak turun Iblis tidak akan pernah tinggal diam. Ketika ada seseorang melakukan kesalahan kemudian temannya berusaha menasehatinya, maka Iblis akan berusaha dengan segala macam cara untuk menghentikannya. Ia akan berusaha membisikkan kepada orang yang melakukan kesalahan, bahwa temannya yang berusaha menasehati itu sesungguhnya adalah musuhnya; ingin mencelakakannya, tidak ingin melihat ia bahagia, dst.
Kepada yang menasehati, iblis akan berusaha menghentikan usahanya, membelokkan niatannya, atau mendorong dorong ia agar ia terlalu ”bernafsu” dalam memberi nasehat; sehingga bukan nasehat dan jalan keluar dari kesalahan yang ia tawarkan kepada temannya yang sedang melakukan kesalahan, tetapi tuduhan dan penghakiman yang diterimakan. Jika yang terakhir ini yang terjadi, bukannya kebaikan yang diperoleh, justru sebaliknya: kekekalan dalam kesalahan dan terputusnya persaudaraan.

Pembaca yang budiman, marilah kita bangun persaudaraan dan pertemanan kita dengan berlandasakan asas asas pertemanan di atas; dan dalam perjalanannya, baik ketika menjadi yang dinasehati atau yang menasehati, ingatlah selalu bahwa Iblis akan senantiasa memecah belah persaudaraan kita; bagaimanapun caranya.

Tidak ada komentar: